Tuesday, December 20, 2011

Makna Penuh Sebuah Teks Drama


Lakon-lakon drama adalah karya sastra. Oleh karena itu, setiap akademisi bisa mempelajari. Akan tetapi, hal yang tidak bisa dilupakan bahwa drama tersebut di tulis untuk dipagelarkan (bdk Asmara, 1983 : 22). Dengan demikian, setiap usaha analisis drama harus dilandasi kesadaran bahwa sebuah karya drama memang ditulis untuk dipentaskan. Pengarang menulis drama itu dengan membayangkan action dan ucapan para aktor di atas panggung. Jadi, dialog dan action itu adalah bagian yang sangat penting. Hal itu berbeda dengan karya puisi dan prosa (cerpen, novel) yang dapat dihidangkan begitu saja pada pembaca setelah usai ditulis oleh pengarangnya. Oleh sebab itu, keistimewaan drama dibandingkan dengan karya lain memang terletak pada tujuan pengarang yang tidak hanya ingin berhenti berkomunikasi dengan pembacanya pada tahap pembeberan imajinasi tokoh dan berbagai peristiwa. Pengarang biasanya sekaligus ingin melanjutkan komunikasi dengan audiensinya itu dengan menghidupkan tokoh dan peristiwa tersebut di atas panggung (bdk Soemanto, 2001 : 8 ; Hassanudin, 1996 : 1).
Dengan kata lain, sastra lakon memang baru mempunyai makna penuh apabila karya tersebut dipentaskan. Hal ini terjadi karena sebuah teks lakon tidak hanya berhenti pada konsep atau simbol-simbol verbal yang berupa jagad kata (a verbal world) seperti pada puisi atau novel, tetapi juga berisi jagat yang seolah-olah bisa terlihat (visual), terdengar (audible), bahkan terasakan (tangible) (Sumanto, 2002 : 6). Dengan kata lain, teks tersebut hanya dapat dinikmati secara sempurna apabila dipanggungkan. Oleh karena itu, analisis sebuah teks drama harus memperhatikan pada pentingnya kehadiran teks samping yang terdapat dalam drama tersebut. Melalui analisis teks samping atau petunjuk lakon itulah, seorang pembaca dapat sekaligus membayangkan pementasannya. Hal ini dipertegas oleh Luxemburg dkk (1984 : 158) yang menyatakan bahwa jika teks drama diminati sebagai genre sastra tanpa menyaksikan pementasannya, pembaca akan tetap membayangkan alur peristiwa di atas pentas.
Adapun konstruksi pementasan drama dapat dikaji dengan dimensi yang lain, yakni dimensi seni pertunjukan. Dimensi seni pertunjukan ini dapat pula menjadi sebuah kajian yang mandiri dan terpisah dengan dimensi sastranya. Hal ini mengingat pada hakikatnya, drama memiliki dua dimensi yang sama-sama penting nilainya, yakni dimensi satra dan dimensi seni pertunjukan.
Sebagai kemungkinan pemberi penafsiran kedua, dimensi seni pertunjukan pada drama mempunyai keunggulan dan kelemahan. Dalam dimensi seni pertunjukan, drama dapat memberi pengaruh emosional yang lebih besar dan terarah pada penikmat dan atau audiensnya. Dengan menyaksikan acara secara langsung dan konkret peristiwa di atas panggung, penikmat akan dengan mudah tergugah emosinya karena aktor dapat menjalin komunikasi secara langsunng dengan audiensnya (bdk, Hassanudin, 1999 ; Dewojati : 2003).
Namun, kelemahannya, tidak seperti karya prosa dan puisi, pertunjuksn drama tidak dapat dinikmati untuk kedua kalinya dengan suasana dan situasi emosi yang sama, karena tidak pernah ada dua pementasan yang tersaji sama persis dan mampu menyajikan keseragaman efek psikologis penontonnya (bdk Hassanudin, 1999 : 13). Jadi, meskipun dalam sebuah pementasan menggunakan teks drama, aktor dan grup yang sama, sebuah pemanggungan drama biasanya tidak mungkin bisa sama jika dipentaskan kembali pada kesempatan yang berbeda. Hal itu karena improvisasi dan emosi yang terbangun dalam pementasan bisa berbeda setiap saat.
Selanjutnya, kajian drama sebagai bagian dari seni pertunjukan juga akan sangat berbeda penyajiannya dibandingkan dengan kajian drama sebagai genre sastra, baik dari sudut pandang metodologi (langkah kerja), landasan teori, maupun out put (hasilnya). Sebagai gambaran, beberapa tawaran cara pengkajian drama dari dimensi pemanggungan ini telah lama dipublikasikan. Di antaranya, pandangan yang cukup populer muncul dari Keir Elam dalam The Semiotics of Theater and Drama (1980), Art Van Zoest bersama Panuti udjiman dalam Serba-Serbi Semiotika (1982), Martin Esslin dalam The Field of Drama (1984), dan Elaine Aston dan George Savona dalam Theatre as Sign System (1991). Keempat buku tersebut kebetulan sama-sama menawarkan semiotika sebagai alat untuk mengkaji pementasan drama, atau lebih popular dengan sebutan teater. Dalam hal ini, teater dipandang sebagai sebuah symbol atsu system tanda. Masing-masing buku tersebut mengemukakan detail operasional yang berbeda-beda dalam mengolah teater sebagai system tanda.
Sebagai contoh, Esslin megemukakan pentingnya peneliti mencermati 7 (tujuh) tanda dalam pementasan drama, yang pertama adalah ikon, indeks dan symbol drama ; kedua, pembingkaian (the frame) ; ketiga, aktor ; keempat, visual dan desain ; kelima, kata/teks (the word) ; keenam, musik dan bunyi ; dan ketujuh adalah panggung dan layar. Adapun Elam menawarkan puluhan kode yang mungkin dapat digali dari sebuah pertunjukan drama.
Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa drama merupakan karya multidimensional yang dapat dikaji dari banyak sisi. Kajian dari dimensi sastra maupun seni pertunjukan sama-sama mempunyai peran memperkaya khazanah kritik sastra dan seni pertunjukan.
Dalam khazanah satra Indonesia dikenal sederetan penulis drama modern yang cukup mapan. Mereka antara lain ialah Nasjah Djamin, Kirdjomuljo, Iwan Simatupang, Utuy T. Sintani, Motinggo Busye, Kuntowijoyo, B. Sularto, Sitor Situmorang, Akhudiat, Asrul Sani, Rendra, Arifin C. Noer, Putu Wijaya, Remi Sylado, Seno Gumira Ajidarma, Teguh Karya, Noorca M. Massardi, Riantiarno, dan Wisran Hadi. Dalam karya mereka itu tersimpan kekayaan informasi dan inovasi yang dapat menjadi gunung emas sumber penelitian yang tidak habis-habisnya untuk digali. Buku ini berusaha menyajikan teori-teori dan pemikiran-pemikiran yang memang ditawarkan untuk menganalisis drama.

Read more...

Monday, December 12, 2011

Konsep Drama Sebagai Karya Sastra dan Seni Pertunjukan


Sebagai sebuah karya, drama mempunyai karakteristik kuhusus, yaitu berdimensi sastra pada satu sisi dan berdimensi seni pertunjukkan pada sisi yang lain (Damono, 1983, bdk hasanuddin, 1996 : 7). Selama ini, hiruk-pikuk pembicaraan tentang drama biasanya lebih banyak terfokus pada produk pementasan atau pertunjukannya. Resensi dan kritik di media massa rata-rata hanya berhenti pada pemaknaan terhadap nilai estetika drama ketika dieksekusi di atas panggung. Dengan demikian, keberhasilan drama seolah-olah hanya digenggaman para aktor, sutradara, dan penata pentas sebagai eksekutornya. Padahal, selain action, ”nyawa” drama juga terdapat pada text play atau teks dramanya.

Sebuah drama diciptakan selain bertujuan untuk menghibur juga memberikan kegunaan kepada pembaca (jika drama tersebut ditulis) dan kepada penonton (jika drama tersebut dipentaskan). Sayangnya, hingga kini, kritik teks drama sebagai bagian kritik sastra tidak begitu popular, terkesan jalan di tempat, dan terkurung di ranah akademik. Di sisi lain, pada dasarnya, genre puisi, prosa, dan dramamempunyai kedududkan yang sama penting dalam jagad kesusastraan. Plato dan Aristoteles membagi genre sastra itu pada tiga kelompok utama, yakni lirik, epic, dan dramatik (Frey, 1957 : 299 ; Welek dan Warren, 1968 : 325). Oleh karena itu, pembicaraan mengenai ketiga genre itu seharusnya berimbang. Selama ini, penelitian mengenai drama sebagai genre sastra masih tidak memadai jika dibandingkan dengan kedua genre lainnya. Hal ini dapat dibuktikan pada jumlah penelitian terhadap genre drama yang sangat terbatas jumlahnya.

Selain itu, pembicaraan tentang drama yang muncul di tengah masyarakat lebih banyak terfokus pada pementasan atau seni lakonnya. Padahal, sesungguhnya drama sendiri mempunyai dua dimensi, yakni dimensi sastra dan dimensi pemanggungan. Masing-masing dimensi dalam drama tersebut dapat dibicarakan secara terpisah untuk kepentingan analisis (Hassanudin, 1996 : 9).

Sejalan dengan itu, Damono dalam Kesusastraan Indonesia modern (1983) mengemukakan bahwa drama mempunyai 3 unsur yang sangat penting yakni unsur teks drama, unsur pementasan, dan unsur penonton. Lebih lanjut, Damono juga mengungkapkan bahwa apresiasi masyarakat yang sangat minim terhadap sastra drama disebabkan oleh para penonton drama yang biasanya datang pada pementasan tanpa bekal pembacaan teks drama itu sebelumnya. Sesungguhnya, pembacaan teks drama bagi penonton, sangat penting sebagai perlengkapan tambahan karena mampu memberikan dua pengalaman sekaligus. Pengalaman pertama adalah hasil pertemuannya dengan lambing tertulis yang berbentuk teks drama, sedangkan pengalaman kedua berupa pengalaman yang ditawarkan oleh pementasan (Damono, 1983 : 149 – 150). Kegagalan sebuah pementasan drama tidak selalu diartikan kegagalan drama sebagi teks sastra. Sebagai contoh, kegagalan pementasan karya Shakespeare, Anton Chekov, Samuel Beckett, atau Ionesco, tidak akan pernah memudar karya mereka sebagai masterpiece dalam sastra drama. Oleh karena itu, baik pembicaraan maupun penelitian drama sebagai teks sastra adalah kegiatan yang syah (Damono, 1983 : 150 – 151).

Read more...

Wednesday, November 23, 2011

Surat Dinas

A.    Menulis Surat Dinas Berdasarkan Isi, Bahasa, dan Format yang Baku

Meskipun teknologi sudah berkembang sangat pesat dan berbagai alat komunikasi canggih telah diciptakan, kedudukan surat sebagai sarana komunikasi belum sepenuhnya tergantikan. Apalagi, dalam urusan kedinasan yang bersifat resmi, surat menyurat masih sangat di butuhkan. Selain sebagai sarana komunikasi, surat juga berfungsi sebagai dokumen, arsip, atau bukti yang dibutuhkan untuk berbagai keperluan.

Surat dinas adalah surat yang dikirimkan oleh instansi/lembaga/organisasi/badan/institusi (terutama pemerintahan) kepada seseorang atau instansi lain. Surat dinas berisi berbagai hal yang berhubungan dengan kepentingan administrasi pemerintahan

B.     Aspek Kebahasaan dalam Penyusunan Surat Dinas

Guffey dkk. (2006) menyatakan ada tiga prinsip dasar dalam penyusunan pesan bisnis, termasuk surat dinas, adalah :

1. Mempunyai Tujuan. Tujuan utama penulisan surat dinas adalah untuk menyelesaikan masalah atau menyampaikan informasi. Oleh karena itu, dalam menyusun surat dinas, pesan yang harus disampaikan harus jelas tujuannya.

2. Hemat Ekonomis. Tulisan yang dibuat hendaknya dibuat singkat, jelas serta tidak bertele-tele.

3.  Berorientasi pada Pembaca. Orientasi tulisan pada surat dinas hendaknya agar pesan dapat dimengerti oleh pembaca.

Sabariyanto (1998) mengemukakan bahwa menyampaikan pesan lewat bahasa tulisan semisal dalam sebuah surat dinas, lebih sulit daripada penyampaian pesan dalam bahasa lisan. Dalam penyampaian pesan melalui bahasa lisan, komunikator sangat terbantu dengan unsur suprasegmental (aksen, nada, tekanan) dan paralingual (gerak-gerik tangan, mata, kepala). Disamping itu, jika pembicara salah, kesalahan dapat didengar dan dikoreksi lawan bicara sehingga struktur kalimat yang kurang baik tidak menghambat komunikasi. Yang penting apa yang diucapkan komunikator dapat dimengerti komunikan. Hal-hal yang bersifat membantu tersebut di atas tidak ada dalam bahasa tulisan.

Lebih lanjut Sabariyanto (1998) menjelaskan bahwa untuk dapat menyusun sebuah surat dinas yang baik, seorang penyusun surat harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1.      Bahasa harus jelas dan hati-hati dalam Amenyusun kalimat

2.      Jangan sampai salah tulis, salah ejaan atau salah informasi

3.      Struktur kalimat harus baik, ada subjek, predikat, dan objek

4.      Bahasa harus dimengerti oleh siapapun, kapanpun, dimanapun, situasi apapun.

Agar yang terkandung dalam pikiran pembuat surat dapat dimengerti oleh penerima surat (lebih-lebih untuk surat dinas), maka bahasa surat harus mendapat perhatian penulis surat. Untuk tujuan itu pembuat surat harus menggunakan bahasa praktis yaitu :a) Penulis menggunakan kata-kata yang ia sendiri mengetahui artinya dan ia mampu menggunakan kata-kata itu; b) Kata-kata yang digunakan sederhana, jelas, sopan, umum, dan bukan kata-kata daerah/asing. Ejaan yang digunakan didalam surat dinas adalah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0196/U/1975 tanggal 27 Agustus 1975.

Lasahido (2008) menjelaskan bahwa dari sekian macam bentuk surat, yang sering kita temukan dalam praktek surat- menyurat di Indonesia ada lima macam yaitu Bentuk Resmi, Bentuk Full Block, Bentuk Indent, Bentuk Modified Block, sampai dengan Bentuk Semi Block. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip efektivitas yang didasarkan atas keterpaduan faktor-faktor kemudahan, kehematan, dan keserasian, maka dengan Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 72/KEP/M.PAN/07/2003 tanggal 24 Juli 2003 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas, telah ditetapkan bahwa bentuk setengah lurus (bentuk semi block) merupakan bentuk resmi semua surat-surat keluar bagi instansi-instansi Pemerintah.


CONTOH SURAT DINAS

PEMERINTAH KOTA SEMARANG
DINAS PENDIDIKAN
SMU NEGRI 3 SEMARANG
Jalan Pemuda Semarang

No.                  : 007/123/SMU/III/2011               24 Januari 2011
Lampiran         : 1 lembar
Perihalal          : Rapat Dinas
Sifat                : Sangat Penting

Yth.
Bapak/Ibu Guru serta Staf Pegawai SMU Negeri 3 Semarang
di
Tempat

Assalamu'alaikum wr. Wb.

Sehubungan dengan banyaknya aksi-aksi anarkis dan semakin maraknya pemakaian obat-obat terlarang yang di lakukan di kalangan pelajar, maka sangat penting sekali jika kita bertindak secara bersama-sama, sehubungan dengan aksi-aksi yang sangat meresahkan tersebut dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu untuk bisa menghadiri acara rapat dinas yang akan kami adakan :

Adapun acara tersebut Insya Allah akan dilaksanaka pada
hari      : Sabtu Tanggal 5 Februari
waktu  : 09.00 s.d 12.00
tempat : Ruang Aula SMUN 3 Semarang

Demikian surat ini kami sampaikan , semoga bapak/ibu dapat memakluminya. Atas perhatian dan kerjasama baik bapak/ibu. Kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.


                                                    Kepala Sekolah SMUN 3 Bandung


                                                    Prof. Dr. Bagus Sekali

C.    Jenis Surat yang Termasuk Surat Dinas
1.      Surat Permohonan
Surat permohonan berisi permohonan atau permintaan sesuatu kepada pihak lain. Misalnya permohonan kepada seseorang untuk menjadi pembicara dalam suatu seminar, permohonan kepada pejabat untuk meresmikan suatu acara, Permohonan untuk menyebarluaskan suatu informasi, Permohonan izin, Permohonan mutasi/pindah tugas, dan permohonan peminjaman sesuatu.
Surat permohonan lazimnya dikirimkan kepada instansi yang secara structural organisasi lebih tinggi. Sementara untuk instansi atau pejabat yang lebih rendah, lebih tepat disebut sebagai surat permintaan atau penugasan Dalam surat permohonan harus disebutkan pokok pokok sebagai berikut.
a.       Identitas pemohon.
b.      Isi permohonan.
c.       Tujuan dan alasan memohon.
d.      Batas waktu maksimal untuk menjawab permohonan.
e.       Pernyataan kesungguhan dalam memohon.

Contoh surat permohonan :

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
Jalan Jenderal Sudirman Senayan Jakarta

Nomor           : 006/A1/LL/Vl/2007                                                              13 April 2007
Lrnrpiran       : Satu lembar berisi susunan acara
Perihal           : Pagelaran Gamelan Bali dalam Rangka Hardiknas 2007


Yth. Kepala SD, SMP, SMA, SMKpar Santa Laurensia
di Serpong, Banten

Dengan hormat,

Kami sampaikan bahwa dalam rangka Peringatan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2007 akan diadakan acara penyerahan Arsip Depdiknas kepada Kantor Arsip Nasional bertempat di Kantor Pusat Departemen Pendidikan Nasional Jalan Jenderal Sudirman Jakarta, dilanjutkan dengan acar pagelaran kesenian.

Berkenaan dengan acara tersebut, kami mengharapkan peran serta pada acara kesenian dimaksud dengan menampilkan gamelan Bali. Geladi bersih akan diadakan pada Senin, 30 Mei 2007, pukul 08.30 WIB.

Demiikianlah kami sampaikan. Atas partisipasi Bapak/lbu. Kami mengucapkan terima kasih.

Ketua Seksi Upacara Bendera,      Protokol Hardiknas 2007,




I Dewa Gde oka                        I Dewa Gde Oka Wiwaha, SH

2.      Surat Pemberitahuan
Surat pemberitahuan berisi suatu pengumuman atau sosialisasi informasi baru yang perlu diketahui oleh pihak lain yang terkait. Surat ini sifatnya hanya mengabarkan suatu berita sehingga tidak perlu untuk ditanggapi dalam bentuk surat. Secara umum, sistematika surat pemberitahuan adalah sebagai berikut.
a.       Bagian pembuka, berisi masalah pokok surat
b.      Bagian isi, berisi rincian, uraian, keterangan, atau penjelasan dari masalah pokok yang akan diberitahukan.
c.       Bagian penutup, berisi harapan agar pihak yang dituju memaklumi hal yang disampaikan.

3.      Surat Keterangan
Surat keterangan berisi keterangan resmi tentang status/kondisi seseorang atau barang yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Misalnya, surat berkelakuan baik, surat keterangan sehat terbebas dari narkoba, surat keterangan tidak mampu, dan surat keterangan pengalaman kerja. Surat ini biasanya dibuat oleh pimpinan atau pejabat tinggi dalam suatu institusi atas permintaan seseorang vang berkepentingan dengan isi keterangannya. Dalam surat keterangan ini, harus disebutkan:
a.       Data pribadi dan jabatan pihak vang membuat keterangan;
b.      Data pribadi pihak vang diterangkan;
c.       Isi keterangan
d.      Keterangan tanggal berlakunya surat; dan
e.       Pernyataan bahwa keterangan yang dibuat adalah benar.
Contoh surat keterangan:

PT SINAR GEMILANG KINERJA
Jalan Kepatihan VII NO. 11
Yogyakarta

SURAT KETERANGAN PENGAI-AMAN BEKERJA
No. 105/KODE. B/IVIII/2007                                                                      Agustus 2007

Yang berlanda tangan di bawah ini:
Nama              : Ir. Cosmas Supriyatna
Jabatan           : Direktur PT Sinar Gemilang Kinerja
Alamat           : Jl. Kepatihan VII NO.28 Yogyakarta
Menerangkan dengan sesungguhnva bahwa:
Nama : Andika Putra Surnantri
Alamat : Jl. Pakubuwono VII Sleman Yogyakarta 12120
Benar telah bekerja pada perusahaan yang kami pimpin sejak tanggal 17 juli 2001sampai dengan 17 Juni 1997 dengan jabatan terakhir Asisten Manajer Marketing.
Selama menjadi karyawan pada perusahaan kami, Saudara Andika Putra Sumantri telah rmenunjukkan dedikasi yang tinggi terhadap perusahaan. Ia mengundurkan diri atas kemauannya sendiri.
Demikian surat keterangan ini kami buat agar pihak yang berkepentingan memakluminya.

Direktur Cosmas

Ir. Cosmas Supriytna

4.      Memo dan Nota Dinas
Memo merupakan singkatan dari kata memorandum, yang berasal dari kata memory yang berarti ingatan. Istilah nota berasal dari kata note yang berarti catatan. Memo atau nota dinas adalah surat khusus yang dipakai antar pejabat di lingkungan suatu lembaga. Pemakaian memo tersebut berbeda dengan memo pribadi.
Memo pribadi dipakai oleh perseorangan dan dapat dikirim kepada siapa saja asal orang yang dituju sudah kenal baik dengan pengirim memo pribadi itu.
Contoh memo :

PT JASA MANDIRI

Kepada          : Kabag Pemasaran
Dari                : Direktur Pemasaran
Hal                 : Promosi

Sesuai dengan undangan seminar dari panitia pameran buku IKAPI, kami minta agar Saudara mempersiapkan rnakalah dan brosur yang akan dibagikan.

Terirna kasih

Jakarta. 3 Februari 2005




Joko Sumbogo


Read more...

Sunday, October 30, 2011

Berita


1.      Pengertian berita

Berita berasal dari bahsa sansekerta "Vrit" yang dalam bahasa Inggris disebut "Write" yang arti sebenarnya adalah "Ada" atau "Terjadi".Ada juga yang menyebut dengan "Vritta" artinya "kejadian" atau "Yang Telah Terjadi".Menurut kamus besar,berita berarti laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.

Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak.

Sesungguhnya berita adalah hasil rekonstruksi tertulis dari realitas sosial yang terdapat dalam kehidupan. Itulah sebabnya ada orang yang beranggapan bahwa penulisan berita lebih merupakan pekerjaan merekonstruksikan realitas sosial ketimbang gambaran dari realitas itu sendiri.

Menurut Wikipedia Indonesia (ensiklopedia bebas), berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, Internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak. Sedangkan menurut buku pelajaran berita adalah kejadian atau peristiwa yang diceritakan kembali dengan menggunakan kata-kata, suara, atau gambar.

News (berita) mengandung kata new yang berarti baru. Secara singkat sebuah berita adalah sesuatu yang baru yang diketengahkan bagi khalayak pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, news adalah apa yang surat kabar atau majalah cetak atau apa yang para penyiar beberkan.

Lalu, bagaimana mendefinisikan berita? Untuk keperluan definisi berita, bisa saja dikutip pendapat Nancy Nasution, yakni: Laporan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi, yang ingin diketahui oleh umum, dengan sifat-sifat aktual, terjadi di lingkungan pembaca, mengenai tokoh terkemuka, akibat peristiwa tersebut berpengaruh terhadap pembaca (Dalam Basuki 1983:1).

Menurut Dean M. Lyle Spencer : Berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar dari pembaca.

Menurut Willard C. Bleyer : Berita adalah sesuatu yang termasa ( baru ) yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar. Karena itu ia dapat menarik atau mempunyai makana bagi pembaca surat kabar, atau karena ika dapat menarik pembaca - pembaca tersebut.

Menurut William S Maulsby : Berita adalah suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.
Menurut Eric C. Hepwood : Berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting yang dapat menarik perhatian umum.

Menurut Dja’far H Assegaf : Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa ( baru ), yang dipilih oleh staff redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca. Entah karena luar biasa, entah karena pentingnya, atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi – segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan.

Menurut J.B. Wahyudi : Berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memilki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan melalui media massa periodik.

Menurut Amak Syarifuddin : Berita adalah suatu laporan kejadian yang ditimbulkan sebagai bahan yang menarik perhatian publik media massa.

Bisa juga dikutipkan pendapat W.J.S. Purwadarminta, yang mengatakan bahwa berita adalah laporan tentang satu kejadian yang terbaru (ibid). Kedua pengertian ini menimbulkan pendapat bahwa tidak semua yang tertulis dalam surat kabar atau majalah bisa disebut sebagai berita. Iklan dan resep masakan tidak bisa disebut berita. Yang disebut berita adalah laporan tentang sebuah peristiwa. Dengan perkataan lain, sebuah peristiwa tidak akan pernah menjadi berita bila peristiwa tersebut tidak dilaporkan.

Dari sekian definisi atau batasan tentang berita itu, pada prinsipnya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan dari definisi tersebut. Yakni: Laporan kejadian atau peristiwa atau pendapat yang menarik dan penting disajikan secepat mungkin kepada khalayak luas.

2.      Unsur-unsur berita

Isi berita adalah fakta-fakta. Berita tanpa fakta biasanya disebut sebagai “kabar burung”, “gosip”, atau “berita bohong”. Susunan suatu berita atau fakta-fakta dalam berita dapat diungkapkan melalui pertanyaan Apa, Siapa, Kapan, Di mana, Mengapa dan Bagaimana, atau yang biasa disebut dengan 5W 1H (what, who, where, when, why, how). Untuk menentukan pertanyaan berdasarkan fakta yang dicari :
  • Apa                 : Penyebab atau akibat suatu kejadian. 
  • Siapa               : Fakta lengkap tentang orang-orang yang terlibat dalam peristiwa atau kejadian. 
  • Kapan             : Waktu kejadian, sebelum kejadian, atau sesudah kejadian.
  •  Di mana          : Tempat kejadian (deskripsi lengkap). 
  • Mengapa         : Alasan tentang “Apa“.
  •  Bagaimana        : Fakta tentang proses kejadian.
Seperti setiap tulisan atau teks memiliki tiga bagian inti, yaitu bagian pendahuluan/pembukaan, isi atau rincian, dan penutup. Ciri khas teks berita adalah menggunakan teknik piramida terbalik. Maka dari itu, fakta dalam berita yang paling menonjol atau diperkirakan paling menarik ditempatkan pada bagian pembukaan, bukan di bagian isi atau penutup.

3.      Nilai-nilai berita

Tidak semua laporan tentang kejadian pantas dilaporkan kepada khalayak. Pertengkaran antara suami-istri orang kebanyakan tidak perlu dilaporkan kepada khalayak. Pekerjaan seorang dosen membimbing mahasiswa juga tidak perlu dilaporkan kepada khalayak. Mengapa? Di samping merupakan peristiwa rutin, kedua peristiwa tersebut juga tidak memiliki nilai berita.

Lalu, apa kriteria peristiwa yang patut dilaporkan kepada khalayak? Kriterianya hanya satu, yaitu peristiwa yang memiliki nilai berita. Nilai berita sendiri, menurut Julian Harriss, Kelly Leiter dan Stanley Johnson, mengandung delapan unsur, yaitu: konflik, kemajuan, penting, dekat, aktual, unik, manusiawi, dan berpengaruh (Harriss, Leiter dan Johnson 1981:29-33). Artinya, sebelum seseorang melaporkan sebuah peristiwa, ia perlu mengkonfirmasikannya dengan kriteria-kriteria tersebut.

Operasionalisasinya begini:

Konflik

Informasi yang menggambarkan pertentangan antar manusia, bangsa dan negara perlu dilaporkan kepada khalayak. Dengan begitu khalayak mudah untuk mengambil sikap.

Kemajuan

Informasi tentang kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi senantiasa perlu dilaporkan kepada khalayak. Dengan demikian, khalayak mengetahui kemajuan peradapan menusia. Penting Informasi yang penting bagi khalayak dalam rangka menjalani kehidupan mereka sehari-hari perlu segera dilaporkan kepada khalayak.

Dekat

Informasi yang memiliki kedekatan emosi dan jarak geografis dengan khalayak perlu segera dilaporkan. Makin dekat satu lokasi peristiwa dengan tempat khalayak, informasinya akan makin disukai khalayak.

Aktual

Informasi tentang peristiwa yang unik, yang jarang terjadi perlu segera dilaporkan kepada khalayak. Banyak sekali peristiwa yang unik, misalnya mobil bermain sepak bola, perkawanan manusia dengan gorila, dan sebagainya.

Manusiawi
Informasi yang bisa menyentuh emosi khalayak, seperti yang bisa membuat menangis, terharu, tertawa, dan sebagainya, perlu dilaporkan kepada khalayak. Dengan begitu, khalayak akan bisa meningkatkan taraf kemanusiaannya.

Berpengaruh

Informasi mengenai peristiwa yang berpengaruh terhadap kehidupan orang banyak perlu dilaporkan kepada khalayak. Misalnya informasi tentang operasi pasar Bulog, informasi tentang banjir, dan sebagainya. Jumlah unsur nilai berita yang harus dipenuhi setiap peristiwa sebelum dijadikan berita berbeda pada setiap penerbitan pers. Ada surat kabar yang menetapkan hanya lima unsur nilai berita. Tetapi, ada juga yang enam unsur. Yang jelas, makin banyak sebuah peritiwa memiliki unsur nilai berita, makin besar kemungkinan beritanya disiarkan oleh penerbitan pers.

Seks

Contohnya seperti perceraian, perselingkuhan, dan lain sebagainya

Humor

4.      Jenis-jenis berita

Dalam berita juga terdapat jenis-jenis berita yaitu:

a.       Straight News: berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini,
jenis berita Straight News dipilih lagi menjadi dua macam :

·         Hard News: yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca. Berisi informasi peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tiba-tiba.
·         Soft News, nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan berita pendukung.

b.      Depth News: berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan.

c.       Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber.

d.      Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian penulisnya/reporter.

e.       Opinion News: berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya.

Kalau kita sepakat bahwa yang menjadi bahan dasar berita adalah realitas sosial dalam bentuk peristiwa, maka jelas peristiwa itu bermacam-macam. Da peristiwa orang berseminar. Ada pula peristiwa pembunuhan. Bahkan ada peristiwa pembatalan SIUPP. Untuk memudahkan penggolongan jenis-jenis berita berdasarkan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia, Maryono Basuki membagi berita berdasarkan: (1) sifat kejadian; (2) masalah yang dicakup; (3) lingkup pemberitaan; dan (4) sifat pemberitaan (Basuki 1983:5).

Operasionalisasinya begini:

Berdasarkan sifat kejadian

Terdapat empat jenis berita, yaitu:

a.       Berita yang sudah diduga akan terjadi.
Misalnya: wawancara seorang wartawan dengan Goenawan Mohamad yang tampil dalam sebuah seminar.
b.      Berita tentang peristiwa yang terjadi mendadak sontak.
Misalnya: peristiwa kebakaran kantor sentral telepon.
c.       Berita tentang peristiwa yang direncanakan akan terjadi.
Misalnya: peristiwa peringatan Hari Lingkungan Hidup setiap 5 Juni.
d.      Berita tentang gabungan peristiwa terduga dan tidak terduga.
Misalnya: peristiwa percobaan pembunuhan kepala negara pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Berdasarkan masalah yang dicakup
Masalah di sini biasanya merujuk kepada aspek kehidupan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Secara umum, terdapat empat aspek kehidupan manusia, yaitu: aspek sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan. Tetapi, seiring dengan perkembangan masyarakat, keempat aspek ini terasa tidak memadai lagi. Ia perlu dipecah lagi menjadi berbagai aspek. Karena itu, tidak ada salahnya menggolongkan jenis berita berdasarkan masalah yang dicakup menurut jumlah kementrian yang ada dalam Kabinet Pembangunan 6.
Atas dasar pemikiran ini, jenis-jenis berita tersebut menjadi: berita dalam negeri, berita luar negeri, berita hukum, berita sosial, berita pendidikan dan kebudayaan, berita pertanian, berita lingkungan hidup, berita perumahan, berita pemuda dan oleh raga, berita transmigrasi, berita kesehatan, berita ilmu pengetahuan, berita kopersi, berita pertanahan, berita penerangan, berita perindustrian, berita perbankan, berita perhubungan, berita perdagangan, berita kehutanan, berita agama, berita pertambangan, dan berita pangan.
Berdasarkan lingkup pemberitaan. Lingkup pemberitaan, biasanya,
dibagi menjadi empat bagian, yaitu lokal, regional, nasional, dan internasional. Sebuah berita disebut berlingkup lokal kalau peristiwa yang dilaporkannya terjadi di sebuah kabupaten dan akibatnya hanya dirasakan di daerah itu, atau paling-paling di kabupaten lain dalam propinsi yang sama. Sebuah berita disebut berlingkup nasional kalau pelaporan peristiwa yang terjadi di satu negara dapat dirasakan di negara lain.
Berdasarkan sifat pemberitaan. Sifat berita bisa dilihat dari isinya.
Ada isi berita yang memberitahu, mendidik, menghibur, memberikan contoh, mempengaruhi, dan sebagainya. Bisa saya sebuah berita mempunyai sifat lebih dari satu. Tetapi, sifat berita yang terutama adalah memberitahu.

5.      Bagian-bagian berita

Secara umu, unsur-unsur berita yang selalu ada pada sebuah berita adalah: headline, deadline, lead, dan body (Basuki 1983:22-25).

Headline

Biasa disebut judul. Sering juga dilengkapi dengan anak judul. Ia berguna untuk: (1) menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan; (2) menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika.

Deadline

Ada yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Ada pula yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukkan tempat kejadian dan inisial media.

Lead
Lazim disebut teras berita. Biasanya ditulis pada paragraph pertama sebuah berita. Ia merupakan unsur yang paling penting dari sebuah berita, yang menentukan apakah isi berita akan dibaca atau tidak. Ia merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan seluruh berita secara singkat.

Body
Atau tubuh berita. Isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita.

6.      Struktur berita

Struktur berita sangat ditentukan oleh format berita yang akan ditulis. Struktur berita langsung berbeda dengan beritaringan dan berita kisah. Tetapim, untuk berita langsung, menurut Bruce D. Itule dan Douglas A. Anderson, struktur yang lazim hanya satu, yaitu piramida terbalik (Itule dan Anderson 1987: 62-63). Bila diskemakan, struktur ini menjadi:

Lead menunjukkan bagian permulaan berita yang paling penting. Sedangkan piramida terbalik menunjukkan begian yang penting dari sebuah berita pada bagian awal dan makin ke bawah makin kurang penting. Dengan perkataan lain, seiring dengan menyempitkan piramida terbalik, berkurang pula arti penting beritanya. Struktur seperti ini, di samping memudahkan mengenali inti berita, juga memudahkan pemotongan bagian yang tidak mungkin termuat.

Sedangkan untuk struktur berita ringan, kemungkinannya ada dua,
yaitu:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGuwRe83uFnbNsJTaPNLmwD1FX_WmFYEY4N6AHeD5E6xV3iDpZdaIsKy3p3Ubov2YQwjFq181MKvBGtGwzKKzFoSifgnJUMl_QZyNhyphenhyphen_iqbP-eczIBi8x1NiqKCv03EMut6Zp2AThcYqI/s320/a2.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhF-HLYtBqh93u2UkrNjYy6NcxVZlsQAJ1Qwn9mkBuzhEMjl5zX2oMGx9BAPaYv3sCN7yHSEw_lTX0nhr4xPSARFKYdOQkPZ1sHR5l0Z5QsstYxxPXEg505B4ZFu641I2nfDmulaPfU75c/s320/a3.jpg

(Sumber: Ditjen Pendidikan Tinggi Dep P dan K, 1978: 148)
Struktur (1) memperlihatkan bahwa semua bagian berita sama pentingnya. Struktur ini sering menyertakan sub judul pada bagian body. Struktur(1) juga cocok untuk menyajikan berita secara kronologis.
Sedangkan struktur (2) memperlihatkan body, yang semakin ke bawah semakin berkurang bobotnya.
Struktur-struktur berita di atas bisa dipandang sebagai kerangka berita, yang akan diisi dengan fakta. Dalam mengisi kerangka berita, satu hal yang perlu diperhatikan adalah keterkaitan ide yang dikandung satu alinea dengan ide yang dikandung alinea berikutnya. Kalau keterkaitan itu tidak ada, maka ceritanya akan tersendat-sendat, tidak ”mengalir”. Pengalaman menunjukkan, hanya berita yang terasa ”mengalir” saja yang disenangi oleh khalayak.

7.      Contoh berita

Pohon Tumbang, Jalur Busway Ditutup

Pada Hari Rabu, 12 Maret 2008, hujan deras yang disertai angin kencang telah menumbangkan sebuah pohon yang cukup besar di depan sekolah Al-Azhar di Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pohon itu telah menutup jalur busway di sana, sehingga bus transjakarta terpaksa melewati jalanan umum.

Jalanan reguler yang awalnya sudah macet total karena hujan deras yang selalu mengguyur Jakarta akhir-akhir ini bertambah ramai lagi oleh bus transjakarta dari arah CSW yang menuju Bundaran Senayan. Menurut warga di sekitar kejadian, pohon itu tumbang pada pukul 15.10 WIB (sore hari).

Dinas Pertamanan yang bertanggung jawab atas pohon tumbang tersebut belum juga tiba di lokasi setelah waktu yang cukup lama, sehingga bus transjakarta menambah ramai jalanan reguler di sini” tutur petugas TMC yang sedang menertibkan jalanan di tempat tersebut.

Berita ini disampaikan kepada pengendara agar menghindari jalanan tersebut.


Contoh berita apabila dibawakan oleh pembawa berita :

Selamat siang, pemirsa. Kembali lagi di Labsnews Hi-light bersama saya Wimala Puspa. Selama beberapa menit ke depan saya akan membawakan berita mengenai jalur busway yang ditutup akibat pohon tumbang.

Pada Hari Rabu, 12 Maret 2008, hujan deras yang disertai angin kencang telah menumbangkan sebuah pohon yang cukup besar di depan sekolah Al-Azhar. Pohon besar tersebut tepatnya telah menutup jalur busway yang berada di Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sehingga bus transjakarta dari arah CSW menuju Bundaran Senayan terpaksa melewati jalanan umum.

Menurut warga di sekitar kejadian, pohon itu tumbang pada pukul 15.10 WIB (sore hari) dan membuat jalanan reguler yang awalnya sudah macet total akibat hujan deras bertambah ramai oleh bus transjakarta.

Ironisnya, dinas pertamanan yang bertanggung jawab atas pohon tumbang tersebut belum juga tiba di lokasi setelah waktu yang cukup lama, sehingga pohon yang cukup besar tersebut masih berada di tempatnya dan belum juga dipindahkan.

Walaupun sudah ada tiga petugas TMC (Traffic Management Centre), tetap saja jalanan yang ramai oleh kendaraan-kendaraan yang saling berebut tidak dapat ditertibkan. Tapi untungnya, tidak ada korban jiwa atas kejadian tersebut.

Sekian berita dalam Labsnews Hi-light hari ini. Saya Wimala, mohon undur diri. Selamat siang.

Read more...

About This Blog













ShoutMix chat widget


Translate

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP